Sabtu, 28 Juli 2012

Perbuatan Baik yang Tidak Terlihat

Suatu saat Putri Angin bertanya pada ayahnya.  "Ayah, bisakah aku berteman dengan anak manusia?"
"Tentu saja bisa," jawab ayahnya.
"Tapi aku tak terlihat, Ayah. Anak manusia mungkin tak pernah berpikir bahwa aku ada," protesnya.
(Perbuatan Baik Yang Tidak Terlihat - Kumpulan Dongeng Pustaka Ola  edisi 46)


 Dongeng identik dengan hal-hal yang imajinatif, penuh dengan khayalan liar, yang menurut nalar tak mungkin terjadi pun bisa saja terjadi. Salah satu contohnya yaitu dongeng favorit ane waktu kecil diatas. Mana mungkin ada putri angin dan juga raja angin. Percaya saja.. Justru percaya hal yang childish seperti itu bisa menguatkan diri kita sendiri. Kenapa bisa?

Ane jawab nanti dulu. Ane mau sedikit cerita. Inget inget deh. Sewaktu kita kecil dulu, sebagian besar dari kita pasti suka kalo di dongengin. Kita paling antusias kalo ibu atau bapak guru punya cerita yang menarik. Atau mungkin waktu dibacain mama cerita sebelum tidur (sayang banget ane nggak perna ngalaminh untuk yang satu ini). Terkadang kita suka mengkhayal dan menciptakan  sebuah cerita sendiri ceplos sana ceplos sini tanpa mikir pake logika. Kita yang dulu polos mau aja diboongin dengan hal yang bisa membuat kita menurut, padahal hal tersebut sangat tidak masuk akal.

Dulu ane paling demen kalo guru bahasa arab SD ane masuk kelas, anak-anak sekelas pasti udah nyorakin guru yang bernama Pak Ari buat cerita yang nantinya bakal dibikin kuis. Selain itu  ane juga kegandrungan baca cerita yang ada di paket buku bahasa Indonesia, novel mini di perpus, sampe majalah ber-merk 'Bobo'. Efeknya di rumah, ane suka ngomong sama boneka. Boneka ane itu  udah ane perlakuin seolah-olah dia itu makhluk hidup yang bisa nyanggah cerita ane aja. Pernahkah ente ngalamin yang hal yang sama?  Wajar... Nggak usah punya pikiran kalo dulu kita itu manusia aneh yang nggak ndolor.

Karena saking seringnya dicekokin cerita khayalan. Kita jadi hidup diantara dua dunia. Dunia nyata serta dunia imajinasi. Justru itu kita bisa ambil sisi positifnya, dunia imajinasi yang bebas tak terbatas dapat memacu kita berkreasi bebas tanpa batas pula. Apalagi cerita anak-anak bahasanya sederhana  dan mengandung nilai moral dapat membuat kita jadi lebih peduli terhadap makhluk apapun tanpa pandang bulu. Kita jadi manusia yang peduli pada hal sekecil apapun.

Lalu mengapa bersifat kekanak-kanakan mampu menguatkan diri kita? Konteks kekanak-kanakan disini ialah dala hal berkreasi dan berimajinasi.  Dengan berfikir dengan cara pandang anak-anak, kita akan merasa tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan. Kita tak perlu terpancang pada suatu aturan. Anggap saja aturan yang ada adalah tipu muslihat kancil belaka.


 Begitulah  seharusnya kita hidup. Hidup seperti anak-anak yang ringan tanpa harus memikirkan batasan-batasan dan aturan-aturan dalam berpikir dan bersikap. Aturan-aturan hidup 'manusia yang menganggap dirinya dewasa' zaman sekarang justru memblokade jalur menuju lapangan kreativitas. Tidak boleh ini.. Tidak boleh itu.. Harus begini.. Harus begitu.. adalah kata-kata yang secara tidak sadar mampu menghipnotis kita mengandangkan pikiran kita yang aslinya liar.

Jadi jangan heran kalo manusia zaman sekarang cenderung error dan cepat stress. Mungkin kandang untuk pikiran mereka sudah terlalu sempit. Pikiran mereka cuma mentok di kandang 2x1 m. Lebih mudah menciptakan hidup bahagia jika kita mempunyai ruang yang cukup luas untuk berangan-angan. Jadi percayalah pada khayalan, mimpi, dan juga impian seliar apapun, karena kita tak akan pernah tau apa yang akan terjadi.


ketika membongkar rak-rak majalah Bobo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar